Selasa, 28 September 2010

saat terindah

saat saat seperti inilah mata seakan terbuka menatap dunia...
apa lagi yang trtutup oleh keagungan tuhan??
jika kau mau berjuang,meluangkan waktu..meneteskan tiap keringat yang membasahi perjuanganmu
kau seakan tahu makna hidup...

saat kau mencapai puncak seakan tak pernah rela untuk menoleh ke bawah
karena tak ada keterbatasan untuk dunia yang ingin kau perjuangkan
masih banyak dunia yang lebih indah untuk kita perjuangkan
menebarkan pengembangan pola fikir dan semangat untuk terus maju

seakan aku melayang...........berada diatas awan
namun bukan dengan sekejap aku disana
aku mengilhami tiap perjuangan yang telah ku pijak
aku meresapi nyanyian asma tuhan yang selalu memberkahi tiap jalan

sungguh kau akan tau dirimu yang sebenarnya jika kau mau berjuang
memegang tiap apa yang kau bayangkan
dan mewujudkan melalui perjuangan yang penuh tekad renungan dan tujuan yang bulat

sungguh alam telah menyajikan guru yang tak ternilai .....
temukanlah dirimu!!!! 
sebelum kehampaan menemukanmu,dan menjadikanmu jiwa yang tidak bernilai menjalani hidup ini 

istimewa ku

adakah yg lebih memukau di mataku?
jika pagi yang terbalut untaian embun itu membias oleh senyumu

adakah pagi yg lebih membuatku terlena?
jika mentari yang terbit adalah sinar paras wajahmu
...
adakah hari yg lebih indah?
jika tiap detik waktuku selalu bersama air yg terus menyirami bunga hatiku

lalu cinta yg mana lagi yang akan aku dustakan??
kesederhanaanmu terlalu cukup membuatku cinta

Sabtu, 25 September 2010

isi hati

Hingga detik ini pun aku masih belum mampu memaafkan diriku…
Aku terlalu takut jika harus terhanyut dalam perasaan ku…
Debur ombak hatimu …
Langit angakasa jiwamu
Sungguh terlalu cantik untuk ku tenggelamkan !


Berbisik aku mencurahkan penderitaan
Sungguh…aku terlalu kecewa jika harus melepasmu dari mimpiku
Tiap jengkal kulit wajahmu
Tiap helai rambutmu
Benar masih terngiang dalam kelopak aralku

Hingga mentari tiada terassa mengganti tahun2ku
Mendera apa yang masih ku rencanakan
Entah apa lagi yang tersisa dari hidupku
setelah aku terpaksa menyia nyiakanmu
embun embun itu serasa mewakili tangisanku

siapa lagi yang harus menjadi korban mimpiku
yang terpaksa tertatih menahan keras hatiku
lunglai kalbuku menemukan itu
sampai akirnya aku benar benar terkunci
terkunci dalam maaf yang aku sendiri belum mampu memberinya